Senin, 29 April 2013

My Lovely

My Lovelieeeeeeeeeeee

SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL

SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL

Hai sahabat blogger di manapun anda berada, semoga anda selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Kali ini saya akan bercerita tentang sistem pengisian pada mobil. Sistem pengisian adalah sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam aki, atau bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah hidup. Jadi sistem pengisian pada kendaraan sangatlah penting , karena kebutuhan listrik pada kendaraan sangat dibutuhkan pada mesin dan kebutuhan aksesories kendaraan lainnya. Jika tidak ada suplai listrik , maka mesin tidak dapat hidup. Dan jika tidak ada suplai listrik pada kendaraan ,maka lampu , tape , dan aksesories lainnya tak akan dapat menyala. Sementara seperti telah kita ketahui, bahwa suplai listrik dari aki tidak akan bertahan lama, karena listrik yang ada pada aki sangat terbatas jumlahnya dan dapat habis bila tidak di charge, karena itulah sistem pengisian sangat diperlukan pada kendaraan.
Rangkaian sistem pengisian pada mobil.


Sistem pengisian pada kendaraan terdiri atas komponen - komponen sebagai berikut :
  1. Alternator sebagai pembangkit tenaga listrik.
  2. Regulator sebagai pengatur tegangan yang dihasilkan oleh alternator.
Cara kerja sistem pengisian secara umumnya adalah sebagai berikut :

Alternator pada mobil menerima putaran dari mesin karena pulli pada alternator di hubungkan dengan crankshaft, sehingga bagian rotor dari alternator akan berputar dan menghasilkan listrik . Listrik yang dihasilkan tersebut akan dialirkan ke regulator untuk diatur tegangannya sebelum di suplai ke komponen - komponen yang membutuhkan suplai listrik. Kelebihan suplai litrik akan dialirkan ke aki sekaligus untuk mencharge aki.

ALTERNATOR

ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

Dibandingkan dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak point, alternator dengan IC regulator mempunyai keuntungan :

  • Tahan terhadap getaran dan tahan lama
  • Tegangan output lebih stabil
  • Tahanan kumparan rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.
KONSTRUKSI


Alternator dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :
  1. Front end frame
  2. Rear end frame
  3. Stator
  4. Terminal B
  5. Konektor
  6. IC regulator
  7. Brush spring
  8. Brush (sikat)
  9. Slip ring
  10. Rectifier
  11. Rear end cover
  12. Rotor
  13. Bearing
  14. Pulley
Rotor


Pada beberapa jenis alternator, rotor ada yang dijadikan satu dengan fan, sehingga memungkinkan ukuran alternator menjadi lebih kompak.

Rectifier


Rectifier pada alternator dengan IC regulator mempunyai konstruksi yang lebih kompak (kecil) dibanding dengan alternator dengan regulator tipe kontak point.

IC Regulator


IC regulator berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator agar tetap konstan.

IC regulator mempunyai keuntungan :
  • Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
  • Lebih tahan terhadap getaran
  • Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).
Dan mempunyai kerugian :
  • Harganya mahal
  • Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.
Ada dua cara pemasangan IC regulator :
  1. Add on : IC regulator dipasang di luar alternator
  2. Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
Prinsip Kerja IC Regulator

1. Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah


Tegangan output belum dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “Off”. Tegangan output mengalir ke ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1 “On”. Arus yang mengalir ke rotor coil melalui B > rotor coil > F > Tr1 (On) > E (massa).

2. Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi


Tegangan output sudah dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “On” dan Tr1 “Off”. Dan arus yang ke rotor coil terputus.

Tipe IC Regulator

1. IC Regulator Tipe A


Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah add on. Jenis IC regulator ini sekarang sudah tidak digunakan lagi.

2. IC Regulator Tipe B


Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in. Jenis IC regulator ini digunakan pada semua kendaraan Isuzu yang menggunakan alternator dengan IC regulator.

3. IC Regulator Tipe M


Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in. Jenis IC regulator ini digunakan pada kendaraan sedan.

KIAT MERAWAT AKI AGAR TOKCER

KIAT MERAWAT AKI AGAR TOKCER


 
PENGANTAR
Keberadaan batere atau dikenal sebagai aki sering diabaikan oleh pemilik kendaraan. Padahal ia termasuk komponen penting pada mobil. Jangan berharap menghidupkan mesin mobil tanpa aki seperti mobil-mobil produksi tahun lawas yang hanya menggunakan engkol untuk menghidupkan mesin. Sekarang, kebanyakan mobii diproduksi dengan teknologi yang serba elektrik bahkan ada yang mengandalkan kerja microchip untuk system pengapiannya. Maka, kini tidak aida lagi istilah dorong mobil kala menghadapi masalah kelistrikan akibat aki tak berfungsi normal. Oleh karena itu batere atau aki mobil harus dalam kondisi prima. Untuk itu perlu mengenali karakter aki mobil Anda. Silakan pilih menu berikut:










MENGENAL AKI

Aki (accumulator) atau baterai merupakan piranti amat penting pada mobil.
Untuk mengenal lebih jauh tentang aki akan dijelaskan pada :


1. Fungsi Aki.

Aki berfungsi sebagai media penyimpan dan pensuplai arus listrik pada waktu kendaraan distarter.
Fungsi lainnya sebagai pemasok arus listrik untuk kebutuhan lampu-lampu waktu kendaraan berhenti/parkir di malam hari, alarm, jam elektronik, dan sebagainya saat mesin mati.
Ketika mesin hidup, aki berhenti bekerja. la hanya menerima pengisian yang dikirim oleh alternator (dinamo ampere)
2. Konstruksi dan Cara Kerja Aki

Dalam aki terdapat elemen dan sel untuk penyimpan arus yang mengandung asam sulfat (H2SO4). Tiap sel berisikan pelat positif dan pelat negatif Pada pelat positif terkandung oksid timah coklat (Pb 02), sedangkan pelat negative mengandung timah (Pb).
Pelat-pelat ditempatkan pada batang penghubung. Pemisah atau separator menjadi isolasi diantara pelat itu, dibuat agar baterai acid mudah beredar disekeliling pelat.
Bila ketiga unsur kimia ini berinteraksi, muncullah arus listrik.


 
3. Macam-Macam Aki

Ada 2 jenis aki : aki basah dan aki kering.

Aki basah : media penyimpan arus listrikjni merupakan jenis paling umum digunakan. Aki jenis ini masih perlu diberi air aki yang dikenal dengan sebutan accu zuur. Selain aki jenis ini, ada beberapa jenis aki basah lainnya :

- Low Maintenance
Jenis ini bentuknya mirip dengan aki basah biasa dan tetap punya lubang pengisian di atasnya. Bedanya, aki ini sudah diisi air sejak dari pabrik. Untuk pengisian air aki (bukan dengan accu zuur) bisa dilakukan dalam 6 bulan hingga 1 tahun.
- Maintenance Free
Aki jenis ini tidak mempunyai lubang pengisian air, meski berisi cairan. Mirip jenis low maintenance, aki ini juga sudah diisi air dari pabrik. Bahan perak yang dipakai buat elektroda membuat airnya tidak menguap. Kalaupun menguap akan dikembalikan lagi ke dalam. Keuntungannya adalah aki jenis ini tidak butuh perawatan

Aki Kering : Aki jenis ini tidak memakai cairan, mirip seperti batere telpon selular. Aki ini tahan terhadap getaran dan suhu rcndah. Dimensinya yang kecil bisa menimbulkan keuntungan dan kerugian.
Keuntungannya, tak banyak makan tempat. Sedangkan kerugiannya, tidak pas di dudukan aki aslinya.
Aki jenis ini samasekali tidak butuh perawatan, tetapi rentan-terhadap pengisian berlebih dan pemakaian arus yang sampai habis, karena bisa merusak sel-sel penyimpanan arusnya.

KODE-KODE PADA AKI

Aki memiliki 2 kutub/terminal, kutub positif dan kutub negatif . Biasanya kutub positif (+) lebih besar atau lebib tebal dari kutub negatif (-), untuk menghindarkan kelalaian bila aki hendak dihubungkan dengan kabel-kabelnya.
Pada aki terdapat batas minimum dan maksimum tinggi permukaan air aki untuk masing-masing sel. Bila permukaan air aki di bawah level minimum akan merusak fungsi sel aki. Jika air aki melebihi level maksimum, mengakibatkan air aki menjadi panas dan meluap keluar melalui tutup sel.
Aki terdiri atas sel-sel yang mempunyai tegangan kira-kira 2 volt untuk masing-masing sel. Ketika pengisian dilakukan, tegangan pada ukuran 14-14,8 volt harus dipertahankan


 

MERAWAT AKI

Pada umumnya aki yang diperdagangkan di Indonesia memiliki masa pakai sekitar 2 tahun.
Sedangkan jenis aki kering dapat dipakai hingga 5 tahun. Jenis ini tidak memerlukan perawatan, tetapi harganya berlipat ganda.
Untuk aki biasa (aki basah yang umum digunakan) memerlukan perawatan untuk medapatkan masa pakai maksimal. Perawatan secara benar akan menjamin tak
mudah terganggunya sistem kelistrikan dan elektrik mobil.
Inilah saran perawatan yang dapat Anda lakukan bagi optimasi fungsi aki.

1. Periksa kuantitas air aki. Jaga permukaan air tidak sampai di bawah low level atau di atas upper level. Bila cairan aki kurang segera tambahkan air aki yang sering dikenal juga sebagai air suling. Jika air aki berada di atas upper level mengakibatkan muatan melebihi batas dan air aki menjadi panas dan meluap keluar melalui tutup sel, sehingga air aki akan berkurang dengan cepat.
2. Periksa kemungkinan retak atau bocor di sekeliling kotak aki. Apabila retak atau bocor, air aki akan cepat habis.
3.



Periksa kondisi terminal aki tempat tertambatnya kabel positf dan negative . Bagian ini hams selalu bersih supaya aliran listrik tak mengalami gangguan Bersihkan segera kotoran atau kerak karbon pada terminal aki dengan cara mencopot mur-baut terlebih dahulu . Bersihkan dengan menggunakan air panas. Kalau perlu lakukan pengamplasan pada kedua kepala aki sebelum dipasang.

Jangan lupa kencangkan kembali baut-baut terminal tersebut.
4. Periksa lubang pengisian atau sumbat ventilasi. Pastikan lubang ventilasi ini terbuka.
Jika Mengalami Keterlambatan Perawatan
Jika terlambat memperhatikan kondisi aki, umumnya mengakibatkan lemahnya suplai listrik, walaupun aki baru terpakai enam bulan. Menyiasati kondisi ini, segera kosongkan cairan aki dan ganti dengan air aki sir. Cairan ini biasanya dijual dengan tanda label merah. Lalu nyalakan mesin tanpa penggunaan listrik selama beberapa saat. Bila tidak juga membantu mengembalikan optimasi fungsi aki, Anda harus meniinta jasa bengkel untuk melakukan recharge. Atau ganti saja aki kendaraan Anda dengan yang baru.

SISTEM PENGISIAN

A.  SISTEM PENGISIAN
Baetrai pada mobil berfungsi untuk memberikan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup pada bagian-bagian kelistrikan mobil seperti starter, lampu-lampu besar dan wiper. Akan tetapi  kapasitas baterai terbatas dan tidak mapu memberikan semua tenaga yang diperlukan mobil. oleh karena itu, baterai harus selau terisi secara penuh agar mampu memberikan tenaga listrik yang diperlukan pada saat diperlukan oleh bagian-bagian kelistrikan. untuk memproduksi tenaga listrik dan mempertahankan baterai tetap terisi. Sistem pengisian memproduksi tenaga listrik untuk mengisi batrai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Pada sistem pengisian ini komponen yang terpenting adalah generator yang prinsip dasarnya bekerja karena adanya gerakan yang memotong garis gaya magnet sehingga dapat menimbulkan/ mengahasilkan energi listrik. Generator ini sering juga disebut sebagai Alternator.
Kebanyakan mobil dilengakpi dengan alternator arus olak-balik karena lebih baik daripada dinamo/ generatir arus searah dalam hal kemampuan membangkitkan tenaga listrik dan ketahanannya. Karena mobil membutuhkan arus searah, maka arus bolak-balik yang diproduksi oleh alternator diserarahkan sebelum keluar menuju sistem kelistrikan mobil.
  1. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci Kontak
  •  Lampu Indikator
  • Alternator
  • Pulley
  • Bearing
  • Rotor
  • Stator
  • Rectifier (Dioda)
  • Brush
  • Brush Holder
  • Frame and Cover
    •  Regulator (Mekanis Type)
    • Voltage Relay
    • Voltage Regulator
    • Terminal FPE
    • Regulator (IC Type)
Jenis Pengisian
1. Pengisian konvensional
Sistem Pengisian Konvensional merupakan salah satu sistem pengisian dengan menggunakan sebuah relay sebagai pengatur tegangan yang masuk ke baterai. Relay tesebut berfungsi memutus, menyambung, memperbesar, dan memperkecil tegangan yang masuk ke batrai dari alternator, Relay tersebut sering disebut Regulator. Regulator terpasang terpisah dengan alternator sehingga rangkaian lebih rumit

2. Pengisian Elektrik
Sistem Pengisian Elektrik merupakan salah satu jenis sistem pengisian yang dalam aktualnya menggunakan elektrik yang didalamnya terdapat mickro controler (IC) untuk mengatur tegangan yang akan menuju ke batrai. Mikro controler ini terpasang langsung pada alternator sehingga sistem alitan tegangan lebih mudah.

  1. b.    Fungsi
Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi kembali baterai setelah digunakan untuk starting dan menyuplai kebutuhan listrik ke sistem kelistrikan saat mesin hidup. Arus baterai yang digunakan untuk menghidupkan starter sangat banyak sehingga memerlukan sistem pengisian untuk mengisinya kembali.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke regulator. Lampu indikator berfungsi sebagai tanda peringatan jika adanya kerusakan pada sistem pengisian.
Alternator berfungsi sebagai penyuplai arus listrik ke komponen kelistrikan saat mesin hidup dan untuk mengisi baterai. Alternator memiliki komponen di dalamnya yang fungsinya antara lain:
  • Pulley                        : tempat fanbelt memindahkan gerak putar crankshaft ke rotor.
  • Bearing                     : mengurangi gaya gesek dua benda yang berputar.
  • Rotor                         : menghasilkan medan magnet/kemagnetan.
  • Stator                        : tempat terbangkitnya energi listrik.
  • Rectifier                   : menyearahkan arus AC yang telah dibangkitkan stator menjadi DC.
  • Brush                        : menurunkan tahanan mesin.
Regulator pada sistem pengisian ada dua macam yaitu tipe IC yang terpasang menjadi satu dengan alternator dan tipe mekanis yang terpasang terpisah dari alternator. Regulator berfungsi:
  • meregulasi tegangan dan arus yang menuju ke kumparan rotor sehingga tegangan dan arus yang dihasilkan alternator sesuai kebutuhan.
  • mengukur tegangan baterai
  • pengukuran arus dan tegangan yang masuk ke rotor.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem pengisian:
  1. Ketika alternator membangkitkan listrik (ketika di bawah voltage yang dibangkitkan).
  2. Ketika alternator membangkitkan listrik (jika voltage di atas).
  3. rotor coil terbuka
  4. rotor coil terputus
  5. terminal S terputus
  6.   terminal B terputus
  7. antara terminal F dan terminal E terputus.
  8. d.      Prosedur Pemeriksaan
    1. pengetesan kebocoran
    2. pengeteasan hubungan dengan massa (ground test)
    3. periksa bantalan kemungkinan aus atau kasar.
    4. periksa bahwa terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel stator.
    5. periksa bahwa tidak terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel dengan inti stator.
    6.   ukur panjang sikat
    7. pengeteasan pada rectifier
  9. e.     Kondisi Normal
       Sistem pengisian dapat dikatakan normal apabila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting setelah mesin hidup. Mampu menyearahkan arus dari baterai (AC menjadi DC) melalui diode/rectifier. Mampu mengubah energi gerak (putar) menjadi energi listrik untuk mengisi kembali tegangan baterai. Mampu mengukur tegangan yang ada di baterai. Mampu menyuplai kebutuhan tegangan ke komponen listrik lainnya.
  1. B.   SISTEM STARTER
  2. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci kontak
  •  Motor starter
  • Selenoid   : hold-in coil
: pull-in coil
  • Armature
  • Field Coil
  • Komutator
  • Pinion Gear
  • Running Clutch
  • Pull Lever
  • Armature Brake
  • Brush
  •  Fly wheel

  1. b.    Fungsi
       Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin (poros engkol) sebelum terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar untuk memulai proses kerja mesin. Putaran disalurkan dari motor starter ke poros engkol melalui ring gear pada fly wheel.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke motor starter.
Motor starter berfungsi berfungsi untuk memutar poros engkol melalui ring gear pada fly wheel. Motor starter memiliki komponen-komponen di dalamnya dengan fungsinya sebagai berikut:
  • Selenoid        : sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke motor.
ü Pull-in coil          : menarik plunyer pada solenoid
ü Hold-in coil        : menahan plunyer yang telah ditarik oleh pull in coil.
  • Armature       : membangkitkan gerak daya putar
  • Field coil       : pembangkit medan magnet
  • Pinion gear    : meneruskan putaran armature ke fly wheel.
  • Running clutch: meneruskan putaran motor ke mesin via gigi pinion
  • Pull lever       : mendorong pinion gear akibat gerakan plunyer
  • Armature brake: mengerem sisa putaran armature
  • Brush                        : membuat arus dari coil ke armature pada arah yang tetap
Fly wheel berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor starter ke poros engkol, sehingga poros engkol berputar dan menyalakan mesin.

  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem starter:
  •  Magnetic Switch
    • Main kontak plate kotor/aus
    •  Pull-in coil putus/short
    •  Hold-in coil putus/short
    •  Plunyer macet
    • Ground terlepas
    • Ø Motor Starter
      • Stator coil putus/short coil putus/short
      •  Armature coil putus/short
      •  Brush aus (pendek)
      •  Komutator short/celah dangkal
      •  Insulator pada brush holder bocor
      •  Brush spring lemah
      •  Bushing aus
      •  Running Clutch : slip
      •  Pinion Gear        : gigi cacat
      •  Starter Relay      : rusak
      •  Kunci Kontak    : kontak tidak sempurna
      •  Baterai
        • terminal kotor
        •  lemah
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
    1. periksa kondisi fisik motor starter kemungkinan adanya cacat.
    2. periksa komutator dan inti armature tidak boleh ada hubungan
    3. periksa hubungan tiap-tiap segmen komutator harus ada hubungan.
    4. periksa field coil terhadap  hubungan antara kawat-kawat harus ada hubungan.
    5. periksa kemungkinan adanya hubungan antara ujung field coil dan frame.
    6.   periksa pull lever kemungkinan aus
    7. pemeriksaan plunyer tidak macet
    8. periksa kebocoran pull-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal C.
    9. pengetesan kebocoran hold-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dengan massa.
    10. pengetesan putaran tanpa beban
    11. Pull-in test. Hubungkan positif batera ke terminal 50 dan negatif baterai ke massa dan terminal C, plunyer harus tertarik.
    12. Hold-in test. Lepaskan terminal C, plunyer harus tetap dalam keadaan tertarik.
  2. e.     Kondisi Normal
       Sistem starter dikatakan normal apabila mampu menghasilkan gerak putar menuju ke fly wheel untuk memutar poros engkol dan kemudian menyalakan mesin. Kemudian mampu memutus putaran pinion gear dari fly wheel setelah mesin menyala. Mampu mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (putar) untuk menyalakan mesin.

  1. C.  SISTEM PENGAPIAN
  2. a.    Komponen
Jenis pengapian yang akan dibahas adalah jenis pengapian elektrik, dan komponen-komponennya adalah sebagai berikut:
  •  Baterai
  •  Sensor Putaran Mesin
  •  Knocking Sensor (jika dilengkapi)
  •  Igniton Timing Adjusting Resistor (jika dilengkapi)
  •  ECM
  •  Ignition Coil
  •  Igniter
  •  Busi
  1. b.    Fungsi
  •  Baterai                              : sebagai sumber tenaga listrik
  •  Sensor Putaran Mesin: untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan letak camshaft dan crank shaft.
  •  Knocking Sensor           : mengontrol saat pengapian sehingga mendapat performa terbaik dan menjaga kerusakan mesin dari detonasi.
  •  Adjusting Resistor        : menyetel saat pengapian
  •  ECM                                     : mendeteksi kondisi mesin sesuai dengan signal dari beberapa sensor, untuk menentukan ignition timing dan aliran listrik ke primary coil melalui igniter.
  •  Coil dan Igniter              : untuk membangkitkan tegangan tinggi sehingga busi dapat memercikkan bunga api.
  •  Busi                                     : memercikkan bunga api di ruang bakar.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Kebanyakan kerusakan pada sistem pengapian elektrik berasal dari sensor dan kabelnya. Jika ketika diperiksa sensornya dalam keadaan baik, maka kerusakan ada pada kabel. Kemungkinann rata-rata longgar/kurang rapat dalam memasang. Karena sensor juga dilengkapi pendeteksi kerusakan pada ECM sehingga dapat dengan mudah segera diketahui kerusakan yang terjadi pada bagian sensor yang mana.
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
       Pemeriksaan kerusakan menggunakan alat yang dinamakan scantool. Alat berfungsi untuk mengetahui kerusakan yang dialami pada mesin. Scantool juga menampilkan data tentang kondisi mesin mulai dari suhu, kecepatan, saat pengapian, dan lain-lain.
  1. e.     Kondisi Normal
       Mampu menaikkan arus baterai agar busi mampu memercikkan bunga api kemudian menghasilkan pembakaran pada ruang bakar. Mampu melakukan pembakaran dan pengapian dengan waktu yang tepat pada putaran rendah, menengah, dan tinggi, serta pada berbagai macam beban dan campuran bahan bakar.

Sabtu, 27 April 2013

Penyebab Overheat pada Mesin Mobil

Penyebab Overheat pada Mesin Mobil


Secara umum, panas mesin mobil yang berlebihan atau overheat akan membuat performa mobil menjadi terganggu dan dapat menyebabkan kerusakan yang fatal. Tetapi, sebenarnya hal tersebut dapat dideteksi sedini mungkin sehingga kita bisa menghindari terjadinya overheat ini.

Mobil mempunyai rata-rata suhu ideal mesin berkisar antara 80°C hingga 90°C secara umum. Namun, hal ini akan terasa mengganggu jika panas mesin terus meningkat, bahkan dapat mencapai angka 100°C.

Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan terjadinya panas yang berlebihan mesin mobil atau overheat ini. Salah satunya adalah karena sirkulasi air yang tidak maksimal. Selain itu, tersumbatnya putaran kipas atau radiator dan kotornya karburator juga dapat menyebabkan overheat. Komponen tersebut paling sering menjadi penyebab meningkatnya suhu mesin.

Jika hal tersebut terjadi, langkah yang perlu dilakukan adalah memperhatikan kerja dari komponen yang telah disebutkan di atas tadi dengan memperhatikan urutan penyebab naiknya suhu mesin mobil.

Langkah pertama adalah memeriksa kerja dari radiator. Bila masih panas juga, tak ada salahnya bila mencurigai kerusakan pada thermostat.

Komponen thermostat merupakan komponen dalam mesin yang mempunyai fungsi untuk menstabilkan arus air yang berputar. Pada suhu tertentu, komponen ini membuka saluran hingga sirkulasi air dalam mesin mengalir ke radiator kemudian didinginkan kipas, ekstra fan dan hembusan air dari arah depan.

Jika masih panas juga, cobalah lihat water pump atau pompa air. Fungsi water pump adalah untuk memompakan air dalam mesin sehingga sirkulasi air berlangsung terus-menerus. Periksa juga performa switch suhu dan meter penara yang ada di speedometer

Cara Mengatasi Mesin Mobil Overheat di Perjalanan

Sistem pendingin bukan hanya terdapat pada PC maupun Laptop, akan tetapi di kendaraan bermotor terutama Mobil pun juga memilikinya. Walaupun begitu, bila sebuah mesin Mobil telah mengalami overheat (suhu mesin meningkat), tentu saja akan merepotkan sistem pendingin juga.Mesin Mobil Overheat

Banyak hal yang menyebabkan kejadian tersebut sobat pusat teknologi alami.  Biasanya, hal tersebut terjadi pada saat sobat dalam perjalanan jauh. Ketika ada kerusakan pada bagian pendingin atau terdapat kebocoran radiator di saat itulah Mobil sobat akan mengalami overheat. Untuk pengecekan, sobat bisa melihat langsung melalui dashboard Mobil. Bila terjadi overheat jarum indikator akan bergerak ke kanan ke arah suhu. Untuk yang menggunakan indikator gambar, maka mesin akan langsung mati.

Nah, bila mesin mobil sobat pusat teknologi mengalami overheat secara tiba-tiba, jangan khawatir ada beberapa langkah yang bisa sobat lakukan untuk mengatasi masalah overheat tersebut. Simak langkah-langkahnya berikut ini:
  • Arahkan dan berhentikan mobil ke pinggir jalan
  • Matikan mesin mobil dan tunggu hingga suhu turun
  • Kemudian, mulailah mengecek kondisi air
  • Buka penutup radiator secara perlahan
  • Bila terjadi tekanan air, maka tutup kembali radiator
  • Coba buka lagi, bila air masih penuh, maka tutup radiator

ALTERNATOR

SEPUTAR ALTERNATOR
Sistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yakni Aki, Alternator dan Regulator.
Alternator ini berfungsi bersama sama dengan Aki
untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan.
Hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC
Yang kemudian dikonversi/diubah menjadi tegangan DC.

RANGKAIAN SISTEM PENGISISAN
Ke empat kabel ( soket ) dihubungkan dengan alternator di sepanjang rangkaian kelistrikan.
“B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke aki.
“IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator.
“S” digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.
“L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).

IDENTITAS TERMINAL ALTERNATOR
“S” Terminal indikator Voltase aki.
“IG” Terminal indikator strum kontak.
“L” Terminal lampu indikator.
“B” Terminal Output Alternator.
“F” Terminal tegangan langsung ( bypass ).


ALTERNATOR ASSY
Alternator terdiri dari :
gabungan kutub magnet yang dinamakan Rotor.
Gulungan kawat magnet yang dinamakan stator.
Rangkaian dioda yang dinamakan rectifier.
Alat pengatur voltase yang dinamakan regulator.
Dua kipas dalam ( internal Fan) untuk menghasilkan
sirkulasi udara.

MODEL ALTERNATOR
Kebanyakan alternator menpunyai regulator
yang berada didalamnya ( IC built In), dan tipe yang lama
mempunyai regulator diluar.
Tidak seperti model yang lama,
Tipe ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan
Membuka tutup bagian atasnya.

POLI ALTERNATOR
Poli alternator diikat/dikencangkan ke bagian sumbu rotor.
Tipe poli tunggal atau poli PK dapat digunakan.
Alternator tipe ini tidak mempunyai kipas luar yang
Menjadi bagian dari polinya.
Tidak seperti jenis alternator lama yang menggunakan
kipas luar untuk pendinginan, alternator ini mempunyai
2 kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin.
BAGIAN DALAM ALTERNATOR
Jika bagian atas altenator dibuka :
Regulator yang mengontrol tegangan output alternator.
Carbon Brush yang menempel dengan bagian atas rotor
( Slip Ring).


Rangkaian dioda (rectifier) yang mengkonversi (mengubah)
voltase AC menjadi voltase DC.
Slip Ring (bagian dari rotor) dihubungkan dengan setiap dari
Field winding.

CARBON BRUSH
Dua slip ring yang berada di setiap bagian atas rotor.
Slip ring dihubungkan dengan field winding dimana carbon brush
dapat bergerak, dan ketika arus mengalir melalui field winding
Lewat slip ring, akan ada arus magnet disekitar rotor.

2 buah arang yang diposisikan sejajar yang
akan menempel dengan slip ring. Carbon brush disolder atau
Diikat dengan baut.
IC REGULATOR
Regulator adalah otak dari sistem pengisian.
Regulator mengatur keduanya baik itu voltase aki
dan voltase stator, dan tergantung dari kecepatan putaran mesin,
regulator akan mengatur Kemampuan kumparan rotor
untuk menghasilkan output Alternator.
Regulator dapat diganti baik itu internal regulator atau eksternal.
Dewasa ini rata rata semuanya sudah memakai internal regulator.

DIODE RECTIFIER
Rangkaian Dioda bertanggung jawab atas konversinya
tegangan AC ke tegangan DC.

6 atau 8 diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC
ke tegangan DC.
Setengah dari diode tersebut digunakan dalam kutub positif
Dan setengahnya lagi dalam kutub negatif.

BAGIAN DALAM ALTERNATOR
Rotor yang diantaranya terdiri dari kutub kutub magnet
yang berputar mengelilingi didalam stator. Putaran Rotor
menciptakan arus magnet disekelilingnya.
Gulungan (stator) mengembangkan tegangan yang
dikarenakan magnet yang berputar maka arus akan diinduksi
melalui terminal stator.



RANGKAIAN ROTOR
Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field
winding dan slip ring.

Beberapa model/tipe termasuk mensupport lahar
dan satu atau dua kipas didalamnya.
Rotor digerakkan atau diputar didalam alternator
dengan putaran tali kipas mesin.

Rotor yang terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan
Slip ring, bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu
rotor, field winding dihubungkan kepada slip ring dimana
carbon brush dapat bergerak.
Ada dua lahar yang terdapat dirotor, satu di bagian bawah slip
ring, dan satunya berada dibagian atas sumbu rotor.

Field Winding Rotor Menciptakan lapangan magnet
yang disebabkan oleh arus yang mengalir melewati
slip ring.
Magnet tersebut disatu disisi menjadi kutub selatan,
dan disisi lain menjadi kutub utara.
STATOR HUBUNGAN STATOR - ROTOR
Hubungan putaran rotor berputar didalam stator :
Arus magnet alternator yang berasal dari dari putaran rotor
menginduksi tegangan kepada stator.
Kekuatan dan kecepatan dari putaran arus magnet yang
dihasilkan rotor akan berakibat terhadap tegangan induksi
kepada stator.

Stator mempunyai 3 fase gulungan yang diisolasi
kepada stator, gulungan tersebut terhubung antara
satu dengan yang lainnya.
Setiap fase ditempatkan diposisi yang berbeda
dibandingkan dengan yang lain.
Gulungan yang diisolasi itu menghasilkan
medan magnet.

RANGKAIAN DIODE - RECTIFIER
Diode digunakan sebagai penyearah tegangan.
Diode mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC sehingga aki menerima listrik yang benar.


PENGATUR TEGANGAN
Regulator akan mengatur tingkat / level
sistem pengisian tegangan.

Ketika sistem pengisian tegangan dibawah dari yang
ditentukan, regulator akan meningkatkan arus listrik tegangan,
yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat,
hasilnya akan meningkatnya output alternator.
Ketika sistem pengisisan tegangan diatas yang ditentukan,
regulator akan menurunkan arus listrik tegangan,
dan membuat arus magnet menjadi lemah,
hasilnya output alternator yang semakin Kecil.


Regulator mengatur tegangan aki, dan juga mengatur
arus yang mengalir ke rangkaian rotor.

Rangkaian rotor menghasilkan arus magnet.
Tegangan yang dihasilkan diinduksi di stator.
Rangkaian rectifier mengubah tegangan stator AC menjadi
tegangan DC yang digerakkan ole putaran mesin.

Dasar Otomotif Sistem Pengapian (Ignition System)

Dasar Otomotif Sistem Pengapian (Ignition System)

Sistem pengapian atau dalam bahasa inggris di sebut Ignition System, sebelumnya saya akan selalu mempergunakan persamaan nama dalam bahasa inggris untuk memberikan sedikit memberipelajaran kepada para pemula karena di khawatirkan suau saat nanti pembaca akan bekerja di luar Indonesia sehingga menjadi terbiasa dengan nama-nama dalam bahasa Inggris.
Dalam Sistem pengapian ada beberapa hal yang harus kita pahami dah ketahui terlebih dahulu, yaitu untuk apa gunanya sistem pengapian itu,gimana cara kerjanya sistem pengapian tersebut dan apa saja komponen yang termasuk di dalam sistem pengapian tersebut. marilah kita coba bahas satu per satu.

Apa Fungsi Sistem pengapian Pada Kendaraan?

Fungsi pengapian pada kendaraan adalah untuk memberikan percikan api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar pada saat pistom melakukan langkah kompresi, semakin bagus percikan yang di hasilkan semakin bagus pula hasil pembakaran tersebut.

Komponen apa saja untuk melakukan sistem pengapian

Komponen-komponen yang melakukan langkah pengapian tersebut meliputi, Battery, Battery merupakan sumber sebuah komponen yang menampung arus listrik yang di butuhkan oleh setiap kendaraan, arus listrik di battery di gunakan untuk banyak keperluan di antaranya sebagai sumber arus pada saat pengapian. Kunci kontak (Ignition Switch) merupakan penghubung dimana semua alat atau komponen di kendaraan di hidupkan. Koil (Ignition Coil) merupakan sebuah komponen yang berfungsi meningkatkan tegangan tinggi yang di perlukan untuk mencapai percikan api yang sempurna di ruag bakar(Combustion chamber). Distributor, Distributor merupakan salah satu alat yang fungsinya sesuai dengan namanya yaitu mendistribusikan tegangan tegangan tinggi  yang di hasilkan oleh koil ke busi(Spark Plugs) melalui kabel tegangan tinggi (High Tention Cord). Busi (Spark Plugs)berfungsi memercikan api pada campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
Sistem Pengapian pada mobil
Sistem Pengapian pada mobil

Gimana Cara Kerja Sistem Pengapian Itu

Cara kerja sistem pengapian untuk kendaraan konvensional yang masih menggunakan Platina(Contact point) biasanya di pasang di dalam Distributor. Pada saat konci kontak pada posisi ON arus mengalir dari battery ke koil di teruskan ke Platina terus ke Massa (Ground). Pada saat posisi kunci Kontak di posisi START, arus di platina terputus di sebabkan Platina terbuka oleh Nok distributor shaft yang berputar besamaan dengan Poros Engkol (Crank Shaft),Arus yang terputus mengakibatkan Induksi tegangan tinggi di dalam Koil dan menghasilakan tegangan yang sanagt tinggi, tegangan yang sangat tinggi akan di salurkan oleh Distributor ke masing-masing Busi sesuai dengan aturan dari pengapian itu sendiri. Pengaturan pengapian di sebut Firing Order (FO) yang di antaranya FO untuk mobil empat Cylinder 1-3-4-2. Yang artinya Pengapian akan terjadi berurutan seperti urutan nomer tersebut.

SERTIFIKAT UJI KOMPETENSI


Sertifikat Uji KOMPETENSI


Radiator


 Radiator

Salah satu masalah yang berhubungan denga radiator adalah Overheat.
Overheat adalah penyakit yang sangat di takutkan oleh setiap pemilik kendaraan. Karena efek dari overheat ini bisa jadi sangat fatal akibatnya pada mesin kendaraan.
Overheat 
bisa terjadi jika cooling system (system pendingin) pada mesin tidak bekerja dengan baik, diantaranya:
• Fan radiator dan extra fan yang tidak bekerja semestinya
• Thermostate yang tidak lagi bisa membuka dengan sempurna
• Pompa Air yang sudah udzur
• Supply bahan bakar yang tidak tepat
• Pengapian yang tidak tepat
• Adanya kebocoran pada system pendingin sehingga coolant berkurang (water plug pada blok mesin, pipa-pipa air, radiator dll)
• Radiator yang tersumbat, yang mengakibatkan sirkulasi coolant tidak mulus
• Tutup radiator yang sudah tidak mampu menahan tekanan, dan mengakibatkan coolant selalu berkurang.
• Sirkulasi angin yang tidak lancar terhadap kisi-kisi radiator, biasanya ini terjadi dikarenakan pemasangan lampu tambahan atau accessories lainnya atau karena kisi-kisi radiator kotor.

Bagi pengendara kendaraan yang awam mungkin ciri ciri di bawah ini bisa menjadi acuan tanda-tanda dini deteksi overheat:
• Terjadi ngelitik berkepanjangan saat setelah menempuh perjalanan cukup jauh, sementara tidak terjadi saat mesin masih cukup dingin.
• Tenaga mesin berkurang saat mesin sudah cukup panas
• Temperature gauge menunjukan suhu lebih tinggi dari standarnya, bahkan bisa mencapai garis merah.
Efek samping dari overheat yang terjadi bias beraneka ragam dari yang ringan ringan saja sampai yang paling parah bisa menyebabkan mesin amburadul.
Efek overheat ini diantaranya dapat menyebabkan,
• Seal-seal bocor, sehingga terjadinya kebocoran oli
• Bercampurnya air dan oli sebabkan oleh lepasnya rekatan packing cylinder head dan biasanya disertai melengkungnya cylinder head.
• Pada keadaan ekstrim overheat bisa menyebabkan juga baretnya cylinder bore dan piston dikarenakan pemuaian yang berlebihan dapat menyebabkan piston dan kawan kawan rusak parah karena piston yang sudah tidak bisa bergerak lagi karena pemuain tadi akan tetapi tetap di tarik oleh putaran crankshaft yang masih bekerja dan akibatnya piston patah dan lepas dari stangnya.
• Beberapa kasus overheat dapat menyebabkan juga jebolnya blok mesin yang di hajar oleh conrod atau stang piston karena masalah diatas.
• Pemuaian akibat overheat yang parah dapat juga menyebabkan Crankshaft patah, loooohhh kok bisa? Ya karena panas berlebih bisa menyebabkan metal fatig (kelelahan metal) dan akibat dari yang saya sebutkan diatas piston stuck, crankshaft masih berusaha berputar tetapi tidak kuat dan akhirnya kraaakkk patah.
Tentunya kita tidak ingin kejadian-kejadian diatas menimpa kendaraan kita bukan? Nah gimana sih cara penanggulangannya?
Caranya sebenarnya mudah saja, diantaranya….
• Kenalilah gejala-gejala dini overheat seperti disebutkan di atas
• Kenalilah penyebab over heat diatas dan periksalah kondisi system pendingin (cooling system) secara periodik
• Gantilah komponen pendukung cooling system jika sudah melebihi 100ribu km atau paling tidak 5 tahun mana yang tercapai terlebih dahulu. Seperti thermostate, water pump dll
• Jangan anggap enteng berkurangnya coolant pada reservoir dan bahkan radiator
• Biasakan dalam setiap perjalan untuk memonitor panel instrument terutama water temperaturnya
• Konsultasikan pada ahlinya atau bengkel yang anda percaya, jika diperlukan
Bila Terjadi Overheating
Pengemudi seharusnya merasa terganggu bila salah satu lampu kontrol dalam odometernya menyala. Karena, memang lampu itu diciptakan untuk memperingatkan pengemudi bahwa telah terjadi kerusakan sehingga lampu kontrol menyala.
Salah satu lampu kontrol itu berkait dengan temperatur mesin. Bila bagian ini menyala, pengemudi harus segera mengambil lengkah yang benar supaya mobil tidak tambah amburadul. Karena, bila lampu kontrol suhu mesin menyala, berarti mobil bersangkutan mengalami overheating.
Banyak penyebab terjadinya overheating. Namun, dalam keadaan mobil dikendarai di tengah lalu lintas padat, pengemudi disarankan untuk segera menghentikan mobil tersebut untuk melakukan pengamanan darurat, sebelum membawanya ke bengkel terdekat.
• Jangan mencoba memaksakan mobil tetap terus dikendarai bila tak menginginkan mesin kendaraan bakal lebih rusak. Karena, bila lampu kontrol temperatur menyala, itu berarti mesin mobil mengalami overheating (panas yang kelewat batas).
• Dalam kondisi mobil normal, betapa pun suhu udara sedang terik, atau ketika kendaraan dibawa melaju dan kerap berhenti — dengan mesin tetap menyala — lampu kontrol tak bakal menyala bila memang tak terjadi kerusakan rangkaian sistem pendingin mobil tersebut.
• Lalu, bagaimana menghadapi keadaan overheating, supaya kerusakan tidak semakin parah? Berhentilah mengemudi secepatnya. Setelah menepikan mobil, matikan mesin dan bukalah penutupnya supaya mesin cepat dingin.
• Jangan pernah mencoba membuka tutup radiator kala mesin masih panas. Soalnya radiator itu berisi air panas yang memiliki tekanan tinggi. Karena itu, bila tutup radiator dibuka saat keadaan panas, bakal terjadi semburan air panas yang dapat membahayakan diri. Tunggulah mesin sampai dingin untuk membuka tutup radiator.
• Setelah mesin dingin, bukalah penutup radiator untuk memastikan ketersediaan air di dalamnya. Betapapun mesin sudah dingin — setelah mengalami overheating — bukalah penutup dengan hati-hati dengan cara memutar perlahan dan tunggu hingga keluar suara desis udara dari dalam radiator.
• Kemudian tambahkan air ke dalam radiator secara perlahan, bila memang jumlah air berkurang. Idealnya dilakukan penambahan 50 persen air tawar dan 50 persennya lagi dengan cairan antifreeze atau di sini dikenal sebagai water coolant. Cairan khusus radiator yang banyak diperdagangkan di banyak toko itu berfungsi sebagai antikorosi dan penahan titik didih. Namun dalam kondisi darurat, seperti misalnya Anda tak bisa mendapatkan water coolant, bisa saja penambahan seluruhnya dengan air tawar.
• Setelah mengalami overheating, inspeksi terhadap kemungkinan lain kendaraan kehabisan air radiator perlu juga dilakukan. Biasanya mesin mobil bakal kelewat panas bila sistem pendingin lainnya mulai kipas tambahan, pompa air atau kebocoran pelumas, bisa muncul sebagai penyebabnya.
• Bila didapati kipas tambahan (extra fan) rusak, cobalah untuk memperbaikinya dengan memulai memeriksa komponen relay-nya. Sebab kerusakan bagian ini biasanya yang paling sering membuat kipas tambahan tak berfungsi.
• Biasanya kerusakan kipas tambahan tak membuat mesin kelewat panas. Maka bila telah didapati kerusakan ini dan radiator dipastikan telah terisi air penuh, perjalan dapat dilanjutkan. Tapi, perlu memilih lalu lintas yang tak padat arus, Soalnya kelancaran hembusan udara dari grill depan — dalam keadaan darurat — cukup membantu proses pendinginan mesin.
• Kemudian, bila didapati kebocoran dalam pompa air (water pump), yakinkan jumlah air yang keluar tak terlalu banyak. Bila ini yang terjadi, mobil masih direkomendasikan berjalan dengan catatan air dalam radiator harus sering ditambah.
• Terakhir perlu diketahui, bila mobil dipaksakan berjalan dalam keadaan overheating dipastikan bakal membuat mesin rontok. Diawali dengan keadaan knocking (populer dikenal sebagai ngelitik), mesin kelewat panas dapat mengakibatkan kerusakan gasket, ring bahkan piston mobil bersangkutan. Bila kondisi ini terus terjadi, komponen dalam mesinpun bakal berantakan. Selain itu overheating dapat menyebabkan kapala silinder melengkung dan mesin tak lagi dapat optimal bekerja, walaupun nantinya bagian ini masih dapat diperbaiki dengan cara pembubutan. Dalam batas tertentu, kepala silinder yang melengkung akibat overheating tak lagi dapat diselematkan dengan cara pembubutan, ini karena umumnya kapala silinder terbuat dari campuran aluminium.
Tips
1. JANGAN memakai air ledeng atau air sumur untuk mengisi radiator, gunakan aquadest yang dicampur dengan coolant sebagai inhibitor (pencegah karat dan kerak). Pemakaian aquadest saja tak dapat mencegah timbulnya karat.
2. Flush dan ganti coolant secara teratur. Kualitas dan jenis coolant yang dipakai sangat menentukan keawetan mesin, dianjurkan memakai Extended Life Coolant (ELC) atau Surfactant Coolant (SC), beberapa produk coolant dijual siap tuang.
3. Ganti tutup radiator setiap 4 – 5 tahun, tutup aus tak bisa melepas kelebihan tekanan, akan merusak cylinder head gasket dan kepala radiator, gunakan tutup radiator original.
4. Ganti hose atas dan bawah ke arah Radiator, hose water feed dan return Throttle Body atau Carburetor, hose reservoir dan hose Heater Core (untuk tipe AC dengan heater) setiap 4 – 5 tahun, harganya murah tetapi sangat vital.
5. Jika sudah berumur 8 – 10 tahun, OH radiator, bersihkan saluran di dalam, ganti Radiator Head dan Thermostat.
6. Jangan melepas Thermostat, karena akan mengacaukan suhu kerja mesin serta menyebabkan mesin lebih Boros &coolant mudah menguap.
7. Gunakan Radiator Head original, jangan mengganti dengan Radiator Head dari bahan kuningan, karena jika terjadi over pressure, Packing Cylinder Head yang akan menjadi korban.
8. Periksa motor fan, O-Ring baut pembuangan dan hose ke arah reservoir.

Problem Transmisi Matik Tak Usah Khawatir


Problem Transmisi Matik Tak Usah Khawatir 

 
JAKARTA -  Mengincar besutan ‘dream car back to 90s’ alias BT90’s sedang dilakoni banyak orang. Selain harga terjangkau, mobil bekas dengan tahun produksi antara 1990-1999, masih banyak yang enak dipakai.

Apalagi kalau sengaja memelihara yang sudah bertransmisi matik. Dijamin bisa mengurangi pegal pada betis kiri saat harus menghadapi macet di jalan.

Hanya saja, perlu perhatian lebih agar besutan matik tak membuat ‘pegal kantong’ karena masalah girboks yang bisa pindah gigi secara otomatis ini.

Usia Oli Matik
Namanya juga mobil berusia pakai 15 tahun, dipastikan memiliki depresiasi cukup tinggi pula. Sebut saja Toyota All New Corolla 1.8L, Mercedes-Benz C, E, G-Class, Jeep Cherokee atau BMW 320i E36 yang memiliki varian transmisi matik.

Salah mendeteksi transmisi, bisa berakhir fatal alias harus ‘belah’ girboks untuk prosedur overhaul. Kata yang tak pernah enak didengar karena bakal menyedot dana besar.

Agar tak kecewa, selain mengajak mekanik piawai, ada baiknya mendeteksi sendiri problem potensial yang bisa muncul.Paling mudah dengan melakukan pengecekan pada tekanan oli transmisi saat memasukkan gigi dari ‘P’ atau ‘N’ ke ‘D’ saat mesin hidup. 

Saat tuas masuk ke ‘D’, rasakan apakah perpindahan ini membuat bodi mobil goyang. Ini sebagai pertanda tekanan matik masih baik karena tekanan tadi mampu menggerakan sesaat roda penggerak.

Sebaliknya, bila mobil tak bergeming berarti tekanan sudah menurun atau hilang sama sekali. “Biasanya ada masalah pada valve body atau torque converter,” jelas Holil dari Wani Matic di bilangan Ciledug, Banten.

Namun bisa juga akibat dari viskositas oli transmisi yang sudah kurang bagus. Silakan berdiskusi dengan pemilik mobil untuk service record.

Untuk itu bisa dibarengi dengan memeriksa langsung kekentalan dan warna oli matik dari deepstick. Kalau oli sudah menghitam disertai rona butek dan sedikit bau gosong, sebaiknya was-was.

Oli matik memiliki aroma khas, makanya kalau sudah ada bau gosong sangat mungkin pelat kopling dan pelat gesek sempat hangus karena viskositas yang jelek atau volume oli sempat dibiarkan minim (di bawah level ideal).

Ada gejala lain saat membesut mobil matik lawas yaitu perpindahan gigi yang telat atau lamban. Bahkan untuk beberapa kasus, tidak mau pindah gigi sama sekali.

Kalau sudah begini, bisa dipastikan internal parts ada yang terganggu. Bisa jadi filter sudah mampat, pelat kopling habis (tipis) atau solenoid afkir.

 Oli matik berakibat kampas kopling gosong
Bagi pemilik mobil BT90’s dengan kondisi matik seperti ini sudah harus bersiap dengan dana overhaul yang berkisar antara Rp 2-5 juta, tergantung jenis matik dan kerusakaannya.

Hal ini lazim terjadi karena pemilik mobil tidak disiplin melakukan pengecekan atau malas mengganti oli transmisi. Akibat kelalaian tadi, matik kehabisan oli dalam waktu cukup lama jadi tidak terdeteksi. 

“Paling mudah dengan memantau bagian karter alias bak penampung oli, apakah dalam kondisi ‘basah’ atau ‘kering’,” jelas Rian, pemilik Toyota All New Corolla 1.8L. Paking karter pecah atau sil melejit menjadi penyebab kebocoran.

Transmisi matik memang memudahkan pemilik mobil saat berkendara, tetapi menuntut disiplin tinggi untuk melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala bahkan setiap hari.

Penggantian oli secara rutin setiap 20.000 km atau kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi menu wajib agar 'dalaman' tak cepat jebol. 


 Komponen matik dan jasa perbaikan cukup menguras kantung bila sampai harus 'belah' transmisi
Pemilihan oli ATF berkualitas baik juga jadi tuntutan agar viskositas selalu stabil meski pada suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu di atas 150°C.

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tapi tak pernah ganti oli.

Sekadar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107°C, oli ATF hanya laik pakai untuk 24-48 ribu kilometer. 

Padahal kondisi ekstrem mencapai 150°C yang terus menerus setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km. 

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus menerus setiap harinya hingga suhu 160°C. Tak sampai 800 kilometer, oli ATF sudah tak layak pakai.