Sabtu, 27 April 2013

Problem Transmisi Matik Tak Usah Khawatir


Problem Transmisi Matik Tak Usah Khawatir 

 
JAKARTA -  Mengincar besutan ‘dream car back to 90s’ alias BT90’s sedang dilakoni banyak orang. Selain harga terjangkau, mobil bekas dengan tahun produksi antara 1990-1999, masih banyak yang enak dipakai.

Apalagi kalau sengaja memelihara yang sudah bertransmisi matik. Dijamin bisa mengurangi pegal pada betis kiri saat harus menghadapi macet di jalan.

Hanya saja, perlu perhatian lebih agar besutan matik tak membuat ‘pegal kantong’ karena masalah girboks yang bisa pindah gigi secara otomatis ini.

Usia Oli Matik
Namanya juga mobil berusia pakai 15 tahun, dipastikan memiliki depresiasi cukup tinggi pula. Sebut saja Toyota All New Corolla 1.8L, Mercedes-Benz C, E, G-Class, Jeep Cherokee atau BMW 320i E36 yang memiliki varian transmisi matik.

Salah mendeteksi transmisi, bisa berakhir fatal alias harus ‘belah’ girboks untuk prosedur overhaul. Kata yang tak pernah enak didengar karena bakal menyedot dana besar.

Agar tak kecewa, selain mengajak mekanik piawai, ada baiknya mendeteksi sendiri problem potensial yang bisa muncul.Paling mudah dengan melakukan pengecekan pada tekanan oli transmisi saat memasukkan gigi dari ‘P’ atau ‘N’ ke ‘D’ saat mesin hidup. 

Saat tuas masuk ke ‘D’, rasakan apakah perpindahan ini membuat bodi mobil goyang. Ini sebagai pertanda tekanan matik masih baik karena tekanan tadi mampu menggerakan sesaat roda penggerak.

Sebaliknya, bila mobil tak bergeming berarti tekanan sudah menurun atau hilang sama sekali. “Biasanya ada masalah pada valve body atau torque converter,” jelas Holil dari Wani Matic di bilangan Ciledug, Banten.

Namun bisa juga akibat dari viskositas oli transmisi yang sudah kurang bagus. Silakan berdiskusi dengan pemilik mobil untuk service record.

Untuk itu bisa dibarengi dengan memeriksa langsung kekentalan dan warna oli matik dari deepstick. Kalau oli sudah menghitam disertai rona butek dan sedikit bau gosong, sebaiknya was-was.

Oli matik memiliki aroma khas, makanya kalau sudah ada bau gosong sangat mungkin pelat kopling dan pelat gesek sempat hangus karena viskositas yang jelek atau volume oli sempat dibiarkan minim (di bawah level ideal).

Ada gejala lain saat membesut mobil matik lawas yaitu perpindahan gigi yang telat atau lamban. Bahkan untuk beberapa kasus, tidak mau pindah gigi sama sekali.

Kalau sudah begini, bisa dipastikan internal parts ada yang terganggu. Bisa jadi filter sudah mampat, pelat kopling habis (tipis) atau solenoid afkir.

 Oli matik berakibat kampas kopling gosong
Bagi pemilik mobil BT90’s dengan kondisi matik seperti ini sudah harus bersiap dengan dana overhaul yang berkisar antara Rp 2-5 juta, tergantung jenis matik dan kerusakaannya.

Hal ini lazim terjadi karena pemilik mobil tidak disiplin melakukan pengecekan atau malas mengganti oli transmisi. Akibat kelalaian tadi, matik kehabisan oli dalam waktu cukup lama jadi tidak terdeteksi. 

“Paling mudah dengan memantau bagian karter alias bak penampung oli, apakah dalam kondisi ‘basah’ atau ‘kering’,” jelas Rian, pemilik Toyota All New Corolla 1.8L. Paking karter pecah atau sil melejit menjadi penyebab kebocoran.

Transmisi matik memang memudahkan pemilik mobil saat berkendara, tetapi menuntut disiplin tinggi untuk melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala bahkan setiap hari.

Penggantian oli secara rutin setiap 20.000 km atau kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi menu wajib agar 'dalaman' tak cepat jebol. 


 Komponen matik dan jasa perbaikan cukup menguras kantung bila sampai harus 'belah' transmisi
Pemilihan oli ATF berkualitas baik juga jadi tuntutan agar viskositas selalu stabil meski pada suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu di atas 150°C.

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tapi tak pernah ganti oli.

Sekadar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107°C, oli ATF hanya laik pakai untuk 24-48 ribu kilometer. 

Padahal kondisi ekstrem mencapai 150°C yang terus menerus setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km. 

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus menerus setiap harinya hingga suhu 160°C. Tak sampai 800 kilometer, oli ATF sudah tak layak pakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar