Senin, 29 April 2013

SISTEM PENGISIAN

A.  SISTEM PENGISIAN
Baetrai pada mobil berfungsi untuk memberikan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup pada bagian-bagian kelistrikan mobil seperti starter, lampu-lampu besar dan wiper. Akan tetapi  kapasitas baterai terbatas dan tidak mapu memberikan semua tenaga yang diperlukan mobil. oleh karena itu, baterai harus selau terisi secara penuh agar mampu memberikan tenaga listrik yang diperlukan pada saat diperlukan oleh bagian-bagian kelistrikan. untuk memproduksi tenaga listrik dan mempertahankan baterai tetap terisi. Sistem pengisian memproduksi tenaga listrik untuk mengisi batrai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Pada sistem pengisian ini komponen yang terpenting adalah generator yang prinsip dasarnya bekerja karena adanya gerakan yang memotong garis gaya magnet sehingga dapat menimbulkan/ mengahasilkan energi listrik. Generator ini sering juga disebut sebagai Alternator.
Kebanyakan mobil dilengakpi dengan alternator arus olak-balik karena lebih baik daripada dinamo/ generatir arus searah dalam hal kemampuan membangkitkan tenaga listrik dan ketahanannya. Karena mobil membutuhkan arus searah, maka arus bolak-balik yang diproduksi oleh alternator diserarahkan sebelum keluar menuju sistem kelistrikan mobil.
  1. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci Kontak
  •  Lampu Indikator
  • Alternator
  • Pulley
  • Bearing
  • Rotor
  • Stator
  • Rectifier (Dioda)
  • Brush
  • Brush Holder
  • Frame and Cover
    •  Regulator (Mekanis Type)
    • Voltage Relay
    • Voltage Regulator
    • Terminal FPE
    • Regulator (IC Type)
Jenis Pengisian
1. Pengisian konvensional
Sistem Pengisian Konvensional merupakan salah satu sistem pengisian dengan menggunakan sebuah relay sebagai pengatur tegangan yang masuk ke baterai. Relay tesebut berfungsi memutus, menyambung, memperbesar, dan memperkecil tegangan yang masuk ke batrai dari alternator, Relay tersebut sering disebut Regulator. Regulator terpasang terpisah dengan alternator sehingga rangkaian lebih rumit

2. Pengisian Elektrik
Sistem Pengisian Elektrik merupakan salah satu jenis sistem pengisian yang dalam aktualnya menggunakan elektrik yang didalamnya terdapat mickro controler (IC) untuk mengatur tegangan yang akan menuju ke batrai. Mikro controler ini terpasang langsung pada alternator sehingga sistem alitan tegangan lebih mudah.

  1. b.    Fungsi
Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi kembali baterai setelah digunakan untuk starting dan menyuplai kebutuhan listrik ke sistem kelistrikan saat mesin hidup. Arus baterai yang digunakan untuk menghidupkan starter sangat banyak sehingga memerlukan sistem pengisian untuk mengisinya kembali.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke regulator. Lampu indikator berfungsi sebagai tanda peringatan jika adanya kerusakan pada sistem pengisian.
Alternator berfungsi sebagai penyuplai arus listrik ke komponen kelistrikan saat mesin hidup dan untuk mengisi baterai. Alternator memiliki komponen di dalamnya yang fungsinya antara lain:
  • Pulley                        : tempat fanbelt memindahkan gerak putar crankshaft ke rotor.
  • Bearing                     : mengurangi gaya gesek dua benda yang berputar.
  • Rotor                         : menghasilkan medan magnet/kemagnetan.
  • Stator                        : tempat terbangkitnya energi listrik.
  • Rectifier                   : menyearahkan arus AC yang telah dibangkitkan stator menjadi DC.
  • Brush                        : menurunkan tahanan mesin.
Regulator pada sistem pengisian ada dua macam yaitu tipe IC yang terpasang menjadi satu dengan alternator dan tipe mekanis yang terpasang terpisah dari alternator. Regulator berfungsi:
  • meregulasi tegangan dan arus yang menuju ke kumparan rotor sehingga tegangan dan arus yang dihasilkan alternator sesuai kebutuhan.
  • mengukur tegangan baterai
  • pengukuran arus dan tegangan yang masuk ke rotor.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem pengisian:
  1. Ketika alternator membangkitkan listrik (ketika di bawah voltage yang dibangkitkan).
  2. Ketika alternator membangkitkan listrik (jika voltage di atas).
  3. rotor coil terbuka
  4. rotor coil terputus
  5. terminal S terputus
  6.   terminal B terputus
  7. antara terminal F dan terminal E terputus.
  8. d.      Prosedur Pemeriksaan
    1. pengetesan kebocoran
    2. pengeteasan hubungan dengan massa (ground test)
    3. periksa bantalan kemungkinan aus atau kasar.
    4. periksa bahwa terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel stator.
    5. periksa bahwa tidak terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel dengan inti stator.
    6.   ukur panjang sikat
    7. pengeteasan pada rectifier
  9. e.     Kondisi Normal
       Sistem pengisian dapat dikatakan normal apabila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting setelah mesin hidup. Mampu menyearahkan arus dari baterai (AC menjadi DC) melalui diode/rectifier. Mampu mengubah energi gerak (putar) menjadi energi listrik untuk mengisi kembali tegangan baterai. Mampu mengukur tegangan yang ada di baterai. Mampu menyuplai kebutuhan tegangan ke komponen listrik lainnya.
  1. B.   SISTEM STARTER
  2. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci kontak
  •  Motor starter
  • Selenoid   : hold-in coil
: pull-in coil
  • Armature
  • Field Coil
  • Komutator
  • Pinion Gear
  • Running Clutch
  • Pull Lever
  • Armature Brake
  • Brush
  •  Fly wheel

  1. b.    Fungsi
       Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin (poros engkol) sebelum terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar untuk memulai proses kerja mesin. Putaran disalurkan dari motor starter ke poros engkol melalui ring gear pada fly wheel.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke motor starter.
Motor starter berfungsi berfungsi untuk memutar poros engkol melalui ring gear pada fly wheel. Motor starter memiliki komponen-komponen di dalamnya dengan fungsinya sebagai berikut:
  • Selenoid        : sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke motor.
ü Pull-in coil          : menarik plunyer pada solenoid
ü Hold-in coil        : menahan plunyer yang telah ditarik oleh pull in coil.
  • Armature       : membangkitkan gerak daya putar
  • Field coil       : pembangkit medan magnet
  • Pinion gear    : meneruskan putaran armature ke fly wheel.
  • Running clutch: meneruskan putaran motor ke mesin via gigi pinion
  • Pull lever       : mendorong pinion gear akibat gerakan plunyer
  • Armature brake: mengerem sisa putaran armature
  • Brush                        : membuat arus dari coil ke armature pada arah yang tetap
Fly wheel berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor starter ke poros engkol, sehingga poros engkol berputar dan menyalakan mesin.

  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem starter:
  •  Magnetic Switch
    • Main kontak plate kotor/aus
    •  Pull-in coil putus/short
    •  Hold-in coil putus/short
    •  Plunyer macet
    • Ground terlepas
    • Ø Motor Starter
      • Stator coil putus/short coil putus/short
      •  Armature coil putus/short
      •  Brush aus (pendek)
      •  Komutator short/celah dangkal
      •  Insulator pada brush holder bocor
      •  Brush spring lemah
      •  Bushing aus
      •  Running Clutch : slip
      •  Pinion Gear        : gigi cacat
      •  Starter Relay      : rusak
      •  Kunci Kontak    : kontak tidak sempurna
      •  Baterai
        • terminal kotor
        •  lemah
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
    1. periksa kondisi fisik motor starter kemungkinan adanya cacat.
    2. periksa komutator dan inti armature tidak boleh ada hubungan
    3. periksa hubungan tiap-tiap segmen komutator harus ada hubungan.
    4. periksa field coil terhadap  hubungan antara kawat-kawat harus ada hubungan.
    5. periksa kemungkinan adanya hubungan antara ujung field coil dan frame.
    6.   periksa pull lever kemungkinan aus
    7. pemeriksaan plunyer tidak macet
    8. periksa kebocoran pull-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal C.
    9. pengetesan kebocoran hold-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dengan massa.
    10. pengetesan putaran tanpa beban
    11. Pull-in test. Hubungkan positif batera ke terminal 50 dan negatif baterai ke massa dan terminal C, plunyer harus tertarik.
    12. Hold-in test. Lepaskan terminal C, plunyer harus tetap dalam keadaan tertarik.
  2. e.     Kondisi Normal
       Sistem starter dikatakan normal apabila mampu menghasilkan gerak putar menuju ke fly wheel untuk memutar poros engkol dan kemudian menyalakan mesin. Kemudian mampu memutus putaran pinion gear dari fly wheel setelah mesin menyala. Mampu mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (putar) untuk menyalakan mesin.

  1. C.  SISTEM PENGAPIAN
  2. a.    Komponen
Jenis pengapian yang akan dibahas adalah jenis pengapian elektrik, dan komponen-komponennya adalah sebagai berikut:
  •  Baterai
  •  Sensor Putaran Mesin
  •  Knocking Sensor (jika dilengkapi)
  •  Igniton Timing Adjusting Resistor (jika dilengkapi)
  •  ECM
  •  Ignition Coil
  •  Igniter
  •  Busi
  1. b.    Fungsi
  •  Baterai                              : sebagai sumber tenaga listrik
  •  Sensor Putaran Mesin: untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan letak camshaft dan crank shaft.
  •  Knocking Sensor           : mengontrol saat pengapian sehingga mendapat performa terbaik dan menjaga kerusakan mesin dari detonasi.
  •  Adjusting Resistor        : menyetel saat pengapian
  •  ECM                                     : mendeteksi kondisi mesin sesuai dengan signal dari beberapa sensor, untuk menentukan ignition timing dan aliran listrik ke primary coil melalui igniter.
  •  Coil dan Igniter              : untuk membangkitkan tegangan tinggi sehingga busi dapat memercikkan bunga api.
  •  Busi                                     : memercikkan bunga api di ruang bakar.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Kebanyakan kerusakan pada sistem pengapian elektrik berasal dari sensor dan kabelnya. Jika ketika diperiksa sensornya dalam keadaan baik, maka kerusakan ada pada kabel. Kemungkinann rata-rata longgar/kurang rapat dalam memasang. Karena sensor juga dilengkapi pendeteksi kerusakan pada ECM sehingga dapat dengan mudah segera diketahui kerusakan yang terjadi pada bagian sensor yang mana.
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
       Pemeriksaan kerusakan menggunakan alat yang dinamakan scantool. Alat berfungsi untuk mengetahui kerusakan yang dialami pada mesin. Scantool juga menampilkan data tentang kondisi mesin mulai dari suhu, kecepatan, saat pengapian, dan lain-lain.
  1. e.     Kondisi Normal
       Mampu menaikkan arus baterai agar busi mampu memercikkan bunga api kemudian menghasilkan pembakaran pada ruang bakar. Mampu melakukan pembakaran dan pengapian dengan waktu yang tepat pada putaran rendah, menengah, dan tinggi, serta pada berbagai macam beban dan campuran bahan bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar